Berfikir Kritis
A. Perintah berfikir kritis (dalil-dalil)
2.1 Surah Al Imran (3) : 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ
الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ
فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran : 159)[1]
Ø Penjelasan
Surah Ali Imran Ayat 159 menyebutkan tiga hal secara berurutan untuk
dilakukan sebelum bermusyawarah, yaitu sebagai berikut
1. Bersikap lemah lembut. Orang yang melakukan musyawarah harus
menghindari tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala. Jika
tidak,maka mitra musyawarah akan pergi menghindar.
2. Memberi maaf dan bersedia membuka diri. Kecerahan pikiran hanya dapat
hadir bersamaan dengan sirnanya kekerasan hati serta kedengkian dan
dendam.
3. Memohon ampunan Allah sebagai pengiring dalam bertekad, kemudian
bertawakal kepada-Nya atas keputusan yang dicapai yang diharapkan dari
musyawarah adalah mufakat untuk kebenaran karena Nabi Muhammad saw.
Di dalam bermusyawarah, kadang terjadi perselisihan pendapat atau perbedaan.
Ayat ini menyinggung kekhususan Rasul, yakni akhlak mulia beliau. Ayat
ini menyatakan, apa yang menyebabkan orang-orang Arab yang bersifat
keras dan suka perang berkumpul di sisimu dan beriman kepadamu adalah
kelembutan akhlakmu. Sekirannya kamu seperti mereka, maka tak seorangpun
datang ke sisimu dan merekapun yang beriman akan berpaling darimu. Oleh
karenanya, maafkanlah ketidaktaatan mereka dalam perang Uhud dan
beristigfarlah untuk mereka. Meskipun sebelum perang anda bermusyawarah
dengan mereka dan musyawarah ini gagal, namun janganlah anda
meninggalkan musyawarah dengan mereka dalam urusan berhubungan dengan
mereka. Karena engkau adalah teladan mereka.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kasih sayang adalah hadiah Tuhan yang diberikan kepada para pimpinan agama.
Siapa yang ingin menasihati orang lain, hendaknya dilakukan dengan kasih sayang.
2. Di samping melakukan musyawarah, jangan melupakan tawakal kepada Allah.
Ø Kandungan Qs Ali Imraan: 159
a. Dalam menghadapi semua masalah harus dengan lemah lembut melalui
jalur musyawarah untuk mufakat, tidak boleh dengan hati yang kasar dan
perilaku kekerasan.
b. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap urusan.
c. Apabila telah dicapai suatu kesepakatan, maka semua pihak harus
menerima dan bertawakal (menyerahkan diri dan segala urusan) kepada
Allah.
d. Allah mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal
Ø Adapun hal hal yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari hari
a. Tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi dengan hati yang lemah lembut.
b. Setiap muslim harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, pemaaf dan memohonkan ampun kepada Allah.
c. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap persoalan.
d. Apabila telah tercapai mufakat, maka setiap individu harus menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah.
e. Selalu berserah diri kepada Allah sehingga tercapai keseimbangan antara ikhtiyar dan berdo’a
2.2 Surah Al Imran (3) : 190-191
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal.” (190)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka.” (191)
• Uraian dan Tafsir ayat
Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit
dan bumi serta keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam
silih bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang
dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita dan cara
berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan
pengaruhnya yang ada pada dunia flora dan fauna merupakan tanda dan
bukti yang menunjukkan keesaan Allah, kesempurnaan pengetahuan dan
kekuasaan-Nya.
Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq tersusun dengan sangat
tertib.Bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak
hidup.Semua bergerak menurut aturan.
Silih bergantinya malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup
kita dan segala yang bernyawa.Kadang-kadang malam terasa panjang dan
sebaliknya.Musim pun silih berganti.Musim dingin, panas, gugur, dan
semi.Demikian juga hujan dan panas.Semua ini menjadi tanda-tanda
kebesaran dan keagungan Allah bagi orang yang berpikir.Bahwa tidaklah
semuanya terjadi dengan sendirinya.Pasti ada yang menciptakan yaitu
Allah SWT.
Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata: "Wahai
'Aisyah apakah engkau mengizinkankanda pada malam ini untuk beribadah
kepada Allah SWT sepenuhnya?". Jawab Aisyah ra: " wahai Rasulullah,
Sesungguhnya saya menyenangi apa yang kanda senangi, menyukai apa yang
kanda sukai.Dinda izinkan kanda melakukannya.”Kemudian nabi mengambil
qirbah (tempat air yang terbuat dari kulit domba) yang terletak didalam
rumah, lalu berwudlu.Selanjutnya beliau mengerjakan shalat.Di waktu
salat beliau menangis sampai-sampai air matanya membasahi kainnya,
karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya.Setelah salat beliau
duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu.Kemudian
beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air
matanya membasahi tanah.Kemudian datanglah Bilal untuk azan subuh dan
melihat Nabi saw menangis ia bertanya: "Wahai Rasulullah! Mengapakah
Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik
yang terdahulu maupun yang akan datang". Nabi menjawab: "Apakah saya
ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah
SWT? Dan bagaimana saya tidak menangis?Pada malam ini Allah SWT telah
menurunkan ayat kepadaku.Selanjutnya beliau berkata: "Alangkah rugi dan
celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikir dan merenungkan
kandungan artinya".
Pada ayat 191 mendefinisikan orang-orang yang mendalam pemahamannya
dan berpikir tajam (Ulul Albab), yaitu orang yang berakal, orang-orang
yang mau menggunakan pikirannya, mengambil faedah, hidayah, dan
menggambarkan keagungan Allah.Ia selalu mengingat Allah (berdzikir) di
setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri, duduk atau
berbaring. Jadi dijelaskan dalam ayat ini bahwa ulul albab yaitu
orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus mengingat
Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah
Allah, sedangkan objek pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa
fenomena alam.Ini berarti pengenalan kepada Allah lebih banyak
didasarkan kepada kalbu, Sedang pengenalan alam raya oleh penggunaan
akal, yakni berpikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk
memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam
memikirkan Dzat Allah, karena itu dapat dipahami sabda Rasulullah SAW
yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim melalui Ibn ‘Abbas,
تفكرافى اخلق ولاتتفكروافى اخا لق
“Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah
jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan
hakikat Penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan
tidak akan dapat mencapai hakikat Zat Nya.”
Orang-orang yang berdzikir lagi berfikir mengatakan: "Ya Tuhan
kami, tidaklah Engkau menciptakan makhluk ini semua, yaitu langit dan
bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang
mendalam dan tujuan yang tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia
dan di akhirat, sebagaimana disebar luaskan oleh sementara orang-orang
yang ingin melihat dan menyaksikan akidah dan tauhid kaum muslimin
runtuh dan hancur. Maha Suci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang
bukan bukan yang ditujukan kepada Engkau. Karenanya, maka peliharalah
kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-rang yang
tidak beriman.Ucapan ini adalah lanjutan perasaan sesudah dzikir dan
pikir, yaitu tawakkal dan ridha, berserah dan mengakui kelemahan
diri.Sebab itu bertambah tinggi ilmu seseorang, seyogyanya bertambah
pula dia mengingat Allah.Sebagai tanda pengakuan atas kelemahan diri
itu, dihadapan kebesaran Tuhan.
Pada ujung ayat ini ( “Maha suci Engkau ! maka peliharalah kiranya
kami dari azab neraka” )kita memohon ampun kepada Tuhan dan memohon
agar dihindarkan dari siksa neraka dengan upaya dan kekuatan-Mu serta
mudahkanlah kami dalam melakukan amal yang diridhai Engkau juga
lindungilah kami dari azab-Mu yang pedih
• Isi Kandungan
Pada QS. Ali-Imran ayat 190-191 di dalamnya memiliki kandungan
hukum yaitu Allah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntu ilmu dan
memerintahkan untuk mempergunakan pikiran kita untuk merenungkan alam,
langit dan bumi (yakni memahami ketetapan-ketetapan yang menunjukkan
kepada kebesaran Al-Khaliq, pengetahuan) serta pergantian siang dan
malam. Yang demkian ini menjadi tanda-tanda bagi orang yang berpikir,
bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan sendirinya. Kemudian dari hasil
berpikir tersebut, manusia hendaknya merenungkan dan menganalisa semua
yang ada di alam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan
• Aspek Tarbawi
Dari ayat di atas dapat diambil aspek tarbawinya yaitu sebagai berikut :
1. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
2. Akal manusia hendaknya digunakan untuk memikirkan, menganalisa, dan menafsirkan segala ciptaan Allah.
3. Dalam belajar tidak diperbolehkan memikirkan Dzat Allah, karena
manusia mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut dan dikhawatirkan akan
terjerumus dalam berpikir yang tidak sesuai.
4. Jika seseorang memiliki renungan, ia memiliki pelajaran dalam segala perkara.
5. Hendaknya manusia mempercayai bahwa semua penciptaan Alah tidak ada yang sia-sia.
B. Hakikat berfikir kritis
Pentingnya kemampuan berpikir kritis tak lepas dari teori konstruk
pemikiran, dalam artian kurikulum menginginkan peserta didik mampu
memiliki sebuah daya dalam hal mebangun kerangka berpikir kritis,
sehingga output yang akan dihasilkan akan benar-benar bergaransi baik
dalam pengembangan soft skilnya, kemampuan ini seringkali tidak
diberdayagunakan oleh guru-guru dalam mengeksplor kemampuan kognitif
siswa, banyak proses pembelajaran yang digunakan oleh guru yang hanya
mengandalkan sebuah istilah yang penting pembelajaran ada, tapi mereka
tidak memahami bahwa bukan hanya dari segi itu kemampuan kognif siswa
akan tercapai. Benar terlihat ada pembelajaran tapi kualitas yang ada
hanyalah sebuah standar yang benar-benar tak menghasilkan apa-apa.
Kebanyakan oknum guru hanya mengamankan dirinya sendiri, misalnya
ada materi yang dirasa sulit di gunakan metode pre memory, bahkan
lonacat-loncatan seperti kutu loncat, evaluasi yang diberikan juga
adalah evaluasi yang mengamankan dirinya, misalnya kalau pakai analisis
tingkat tinggi seperti uraian bebas akan menyita waktu. Inilah beberapa
hal yang perlu menjadi bahan pengkaderan bagi para oknum guru yang
sedang asiknya dengan NIP mereka masing-masing, tanpa memberikan input
yang maksimal bagi peserta didiknya.
Berikut ini penulis sedikit menguraikan satu kemampuan yang
mungkin bisa memberi efek positif bagi peserta didik, yaitu mengenai
kemampuan berpikir kritis.Kemampuan berpikir merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk kehidupan. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil
dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan
berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan
yang dihadapinya. Kemampuan berfikir akan mempengaruhi keberhasilan
hidup karena terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan menjadi
output individu.
Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir.
Morgan (1999) mengutip pendapat Marzano (1992) memberikan kerangka tentang pentingnya pembelajaran berpikir yaitu:
(1) berpikir diperlukan untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang mendukung terciptanya kondisi kelas yang positif,
(2) berpikir perlu untuk memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan,
(3) perlu untuk memperluas wawasan pengetahuan,
(4) perlu untuk mengaktualisasikan kebermaknaan pengetahuan,
(5) perlu untuk mengembangkan perilaku berpikir yang menguntungkan.
Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan
memproses dalam life skill adalah keterampilan berpikir kritis
keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis.
Keterampilan berpikir kritismerupakan suatu kompetensi yang harus
dilatihkan pada peserta didik, karena kemampuan ini sangat diperlukan
dalam kehidupan (Schafersman, 1999 dalam Arnyana, 2004).
Selain itu kemampuan berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang
dapat diterima akal reflektif yang diarahkan untuk memutuskan apa yang
dikerjakan atau diyakini, dalam hal ini tidak sembarangan, tidak membawa
ke sembarang kesimpulan tetapi kepada ke kekesimpulan yang terbaik.
Guru harus membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritis melaluibeberapa hal diantaranya model, dan metode pembelajaran
yang mendukung siswa untuk belajar secara aktif.
Ketrampilan berfikir kritis dapat dikembangkan baik secara langsung
maupun tak langsung dalam pembelajaran biologi. Pembelajaran biologi
yang diarahkan pada pembelajaran konstruktivisme yang membentuk
pembelajaran penuh makna tidak akan berlangsung baik tanpa adanya
pembelajaran yang memungkinkan siswanya untuk berfikir kritis.
Berpikir Kritis (critical thinking) adalah sinonim dari
pengambilan keputusan (decision making), perencanaan stratejik
(strategic planning), proses ilmiah (scientific process), dan pemecahan
masalah (problem solving).Berpikir kritis mengandung makna sebagai
proses penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan
dilakukan secara mandiri. Proses perumusan alasan dan pertimbangan
mengenai fakta, keadaan, konsep, metode dan kriteria.Setiap proses
pembelajaran hendaknya mampu melatih aspek intelektual, emosional dan
keterampilan bagi siswa. Salah satu potensi tersebut adalah kemampuan
berpikir kritis yang harus dikembangkan oleh guru pada saat
pembelajaran.
Menurut Sapriya dan Winataputra (2003: 196) berpikir kritis adalah
suatu proses berpikir yang mengemukakan penilaian dengan menerapkan
norma dan standar yang benar.
Sedangkan Zaleha Izhab (2003: 84) mengartikan bahwa:
“Berpikir kritis adalah keterampilan yang menggunakan proses berpikir
dasar untuk menganalisis argument, memunculkan wawasan dan interpretasi
ke dalam pola penalaran yang logis, memahami asumsi dan bias yang
mendasari setiap posisi, memberikan model persentasi yang ringkas dan
meyakinkan.”
Menurut R. Swarz dan D.N. Perkins (1990) dalam Zaleha (2007: 86) berpikir kritis berarti :
1.Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan
kita terima aatau apa yang akan kita lakukan dengan alasan yang logis.
2.Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat keputusan.
3.Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan standar tersebut.
4.Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.
Berpikir kritis dapat muncul kapan pun dalam peroses penilaian,
keputusan, atau penyelesaian masalah secara umum. Kapan pun seseorang
berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa yang perlu
diketahui alasannya. Proses pengolahannya melalui usaha dan reflektif
seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Semua dapat dilakukan
secara kritis.Berpikir kritis sangat penting agar dapat menggunakan
potensi pikiran secara optimal sehingga menjadi pembaca yang cermat dan
penulis kreatif.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola berpikir kritis
merupakan suatu proses strategi untuk meminta penjelasan tentang sesuatu
hal yang membuat rasa ingin tahu seseorang mengenai hal tersebut
sekaligus merupakan cara seseorang dalam melihat suatu pernyataan,
masalah ataupun gagasan secara objektif.
Berpikir kritis dapat juga dikatakan sebagai suatu keterampilan
berpikir secara reflektif untuk memutuskan hal-hal yang dilakukan dimana
kemampuan berpikir kritis setiap siswa tidaklah sama, oleh karena itu
kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran perlu dilatih dan
dikembangkan oleh guru. Salah satu cara yang dapat dikembangkan dalam
melatih kemampuan berpikir kritis bagaimana siswa dapat mencari dan
menemukan masalah, menganalisis masalah, membuat hipotesis mengumpulkan
data, menguji hipotesis serta menentukan alternatif penyelesaian.
Spitler (1992: 90-93) mengemukakan bahwa :
“Keterampilan berpikir kritis itu adalah keterampilan bernalar dan
berpikir reflektif yang difokuskan untuk memutuskan hal-hal yang
diyakini dan dilakukan. Salah satu potensi/kemampuan yang dimiliki siswa
adalah kemampuan dari segi kognitif, yaitu ketika mereka mendapatkan
dan memproses informasi, kemampuan tersebut hendaknya diproses melalui
pola berpikir kritis. Cara ini dapat membantu siswa untuk menerima
sesuatu hal secara nalar/rasional.”
Demikian juga Jhonson (2006:183) berpendapat bahwa :
“Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang
digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian
ilmiah.”
R.H. Enis (Zaleha: 2008::87) mengungkapkan bahwa:
“Berpikir kritis adalah: berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputuasan tentang apa yang harus dipelajari atau
dilakukan. Berpikir kritis dapat dicapai dengan lebih mudah apabila
seseorang itu mempunyai disposisi dan kemampuan yang dapat dianggap
sebagai sifat dan karakteristik pemikir yang kritis.”
C. Manfaat berfikir kritis
1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif
Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih Anda memiliki
kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional. Dimana Anda juga akan
dapat berpikir secara mandiri dan reflektif. Berpikir dan bertindak
reflektif adalah tindakan dan pikiran yang tidak Anda rencanakan,
terjadi secara spontan dan begitu saja, secara refleks otak Anda akan
memikirkan suatu hal serta melakukan hal-hal lain tanpa perlu Anda
memikirkan atau menyuruh otak Anda untuk memikirkan secara ulang.
Terbiasa berpikir kritis juga akan membuat Anda memiliki banyak
alternatif jawaban serta ide-ide kreatif. Jika Anda mempunyai suatu
masalah, Anda tidak hanya terpaku pada satu jalan keluar atau
penyelesaian, Anda akan memiliki banyak opsi atau pilihan penyelesaian
masalah tersebut. Berpikir kritis akan membuat Anda memiliki banyak
ide-ide kreatif dan inovatif serta out of the box.
2. Mudah memahami sudut pandang orang lain
Berpikir kritis membuat pikiran dan otak Anda lebih fleksibel.
Anda tidak akan terlalu kaku dalam berpikir atas pendapat atau ide-ide
dari orang lain. Anda lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain dan
persepsi yang berbeda dari persepsi Anda sendiri. Hal ini memang tidak
mudah untuk dilakukan, namun jika Anda telah terbiasa untuk berpikir
kritis, maka dengan sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah
untuk Anda lakukan. Keuntungan lain dari memiliki pikiran yang lebih
fleksibel dari berpikir kritis adalah Anda lebih mudah memahami sudut
pandang orang lain. Tidak terlalu terpaku pada pendapat Anda sendiri,
dan lebih terbuka terhadap pemikiran, ide, atau pendapat orang lain.
3. Menjadi rekan kerja yang baik
Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena
berpikir kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan.
Misalnya saja Anda lebih mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku
dalam menerima pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh
rekan kerja Anda. Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan
pikiran terbuka. Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda
sebagai rekan kerja yang baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang
penting selain pekerjaan dan hubungan dengan atasan adalah lingkungan
kerja. Lingkungan kerja ini tentu saja dipengaruhi oleh rekan-rekan
kerja Anda. Jika hubungan Anda baik dengan rekan kerja, situasi
lingkungan kerja juga akan lebih baik dan lebih kondusif serta produktif
dalam bekerja.
4. Lebih Mandiri
Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya
tidak harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi
yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak
perlu menunggu seseorang yang Anda anggap mampu menyelesaikan masalah,
karena Anda sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut. Dengan
memiliki pikiran yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide, gagasan,
serta saran-saran penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir
kritis, akan melatih otak Anda untuk berpikir lebih kritis, tajam,
kreatif, serta inovatif.
5. Sering menemukan peluang baru
Dengan berpikir kritis, lebih memungkinkan Anda untuk menemukan
peluang-peluang baru dalam segala hal, bisa dalam pekerjaan maupun
bisnis atau usaha Anda. Berpikir kritis membuat pikiran Anda lebih tajam
dalam menganalisa suatu masalah atau keadaan. Tentu saja hal ini akan
berdampak pada kewaspadaan Anda itu sendiri. Untuk menemukan peluang,
dibutuhkan pikiran yang tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada
pada suatu keadaan. Berpikir kritis akan menguntungkan Anda, karena Anda
akan lebih cepat dalam menemukan peluang tersebut jika dibandingkan
dengan orang yang tidak terbiasa berpikir kritis.
6. Meminimalkan salah persepsi
Salah persepsi akan sering terjadi bila Anda tidak terbiasa
berpikir kritis. Saat Anda menerima sebuah pernyataan dari orang lain
dan orang lain tersebut juga percaya akan pernyataan tersebut maka jika
Anda memiliki pemikiran yang kritis Anda akan mencari kebenaran akan
persepsi tersebut. Anda tidak akan mudah salah dalam sebuah persepsi
yang belum tentu benar hanya dengan orang lain mengatakan hal tersebut
adalah benar. Saat Anda tahu sebuah persepsi dari orang lain tersebut
salah Anda akan membantu bukan hanya diri Anda tapi juga orang tersebut.
Dengan semakin Anda berpikir kritis hal ini akan meminimalkan salah
persepsi.
7. Tidak mudah ditipu
Berpikir kritis membuat Anda dapat berpikir lebih rasional serta
beralasan. Anda mengambil keputusan berdasarkan fakta, atau Anda akan
menganalisa suatu anggapan terlebih dahulu kemudian Anda kaitkan dengan
sebuah fakta. Anda tidak mudah percaya dengan perkataan orang lain.
Sehingga hal tersebut akan memudahkan Anda untuk tidak tertipu atau
ditipu oleh orang lain. Anda akan memproses suatu informasi apakah
relevan atau sesuatu yang mustahil sehingga Anda dapat simpulkan
sebagai sesuatu yang tidak benar atau mengandung unsur kebohongan.
Berpikir kritis menuntun Anda lebih selektif dalam mengolah informasi,
sehingga Anda tidak akan mudah tertipu karena setiap mendapat suatu
informasi, Anda tidak akan langsung mempercayainya begitu saja, namun
Anda akan menganalisisnya kembali secara rasional.
sumber : http://rizkywara.blogspot.com/2017/09/berpikir-kritis-makalah-bab-3.html
Komentar
Posting Komentar